07 Januari 2008

Malam sudah larut ketika aku sampai dirumah. Rumah yang baru kutempati 2 hari yang lalu ini sudah menyambutku dengan kardus – kardus barang yang belum aku bongkar. Pekerjaan yang selalu menumpuk dikantor membuatku tak ada waktu untuk membereskannya. Bahkan inilah malam pertamaku disini, karena tadi malam aku harus menginap dikantor. Bos besar sangat menumpuk kerjaan dicubicleku.

Tadinya ingin langsung kurebahkan badan dan langsung tertidur. Namun peluh akibat keringat dari pagi mulai mengusikku. Akhirnya kuambil peralatan mandi dan langsung kutuju kamar mandi. Kamar mandi itu berada jauh dibelakang rumah. Rumah tua yang seharusnya mampu menampung keluarga dengan 3 orang anak ini kutempati sendiri. Sebenarnya ada perasaan aneh yang menggelayut ketika pertama kali aku memasuki rumah tua ini. Rumah yang lama tak terurus ini memberikan kesan angker yang hampir membuatku urung untuk menempatinya. Namun karena rumah ini merupakan fasilitas kantor maka kubuang jauh – jauh perasaan itu. Lumayan khan menghemat sedikit uang untuk tempat tinggal dikota sebesar jakarta ini.

Kuguyur tubuhku, kubasuh mukaku untuk menghilangkan setiap penat tubuhku. Kunikmati setiap butiran air dingin yang membasuh tubuhku. cukup lama aku melakukan pekerjaan bersih - bersih badan ini. Masih kulakukan prosesi mandi itu ketika kurasakan sekelebat bayangan melintas dibelakangku. Sebuah hawa aneh mulai menggangguku. Bulu kudukku mulai berdiri.

Ketakutan tentang sesuatu hal yang tak kumengerti mulai mengangguku. Kupercepat mandiku dan segera melangkah menjauhi kamar mandi itu. Kutuju kamar tidurku, ketika perasaan aneh itu mulai mengangguku.

“Brak” Daun pintu kamar mandiku tertutup dengan kencang. Jantungku nyaris copot.

“Prang..prang..” suara porselen pecah mulai membuatku kalut.

Ingin kusegera berlari menuju kamar tidurku. Namun entah mengapa kakiku tak dapat bergerak. Aku mencoba teriak, meminta tolong namun yang keluar dari mulutku hanyalah teriakan kosong. Mulai kupanjatkan doa agar pengaruh kekuatan itu menghilang. Mulai dari Ayat Kursi, Al Fatihah, Al Falaq, dan semua Ayat Al Qur’an yang kuketahui. Namun kekuatan yang membelengguku itu tak kunjung menghilang bahkan semakin menguat. Peralatan rumah tangga mulai beterbangan kesana kemari. Aku Cuma bisa diam melihatnya.

Tiba – tiba kulihat sebuah benda terbang kearahku. Dikegelapan aku tak tau apa benda itu, namun semakin dekat terlihat bahwa benda itu adalah KEPALA TANPA BADAN YANG BERLUMURAN DARAH. Aku semakin dibuat kalang kabut, aku berteriak, mencoba lari. Namun semua sia – sia, aku tidak mempunyai kekuatan untuk melakukan hal itu. Kepala itu semakin dekat. Aku terkesiap ketika dia sudah berada didepanku. Hanya 30 cm yang memisahkan kami. Wajahnya yang menakutkan diikuti oleh senyuman yang membuat bulu kuduk merinding menakutkanku. Inginku tutup mata ini, namun aku tanpa daya.

Lebih dari 10 menit kami hanya berpandangan ketika dia mulai membuka suara.

“Makanya kalo tidur itu berdoa dulu, biar ngga bermimpi buruk seperti ini.”

Dan aku pun terbangun dari tidur. Sial, ternyata hanya mimpi.




|

0 Celoteh Orang: