08 Januari 2008

Senja masih menggelayut ketika aku sampai dipantai itu. Kulihat dirimu sedang asyik menikmati setiap deburan ombak. Kau menyapaku mengajakku temanimu menikmati setiap gulungan ombak yang menimpamu. Kujawab hanya dengan senyum.

Aku pun melangkah kearahmu, dan kemudian duduk tak jauh dari tempatmu bermain air. Aku masih menikmati setiap permainan yang kau lakukan dibibir pantai itu. Pemandangan yang sangat indah untukku saat melihat canda tawamu.

Pemandangan pantai ini masih indah seperti saat pertama kali aku datang kesini. Pemandangan matahari yang tenggelam menggetarkan hati. tak pernah kumerasa bosan walau hanya sekedar untuk duduk menikmati lukisan sang Maha Kuasa. Bagiku inilah surga dunia terlebih lagi saat menghiasi segala canda tawa dan permainanmu. Engkau yang menjadi Teman untuk jalani hariku, menjadi kekuatan dalam setiap langkah. Tempatku mencari senyum saat suramnya dunia selimutiku.

Kau datang kepadaku. Menarikku, mengajak berenang di laut yang biru.

“Ayah, Angin pengen ketengah. Pengen melihat ikan laut”

Sungguh permintaan yang tak bisa kutolak. Permintaan permata hatiku yang sangat kusayangi. Kulepas bajuku dan mengambil pelampung untuk Angin. Kubawa dia keperairan pantai yang lebih dalam dan kuperlihatkan pemandangan laut yang sungguh mempesona. Ciptaan Allah SWT yang sungguh sempurna. Kulihat dia sungguh menikmati pemandangan itu. Bagaimana ia mencoba menggapai terumbu karang yang berada didasar laut. Atau hanya sekedar mencoba mengganggu ikan laut yang lewat. Kulihat cahaya dari kegembiraan yang memancar dari dirinya.

Hari mulai beranjak malam, ketika aku sudahi petualangan kecil itu. Kubawa Angin menuju pantai. Disana kami disambut oleh seorang wanita.

“Ayah, Angin.. Sudah sore, Lekas mandi dan segera Sholat Mandi” kata wanita itu kepada kami.

“Iya Bunda.” Kata Angin yang segera menuju kerumah.

Aku tersenyum pada wanita itu. Kudekati dan kupeluk wanita itu. Kukecup kening kekasih hatiku itu. Tulang rusuk yang hilang pelengkap hidupku. Dengan bergandengan tangan kami menuju rumah peristirahatan kami. Sungguh hari yang sempurna.

|

0 Celoteh Orang: