07 Desember 2007

Ringtone smsku menyala saat aku membuka pintu kamar. sebuah sms dari Sari, tadinya langsung ingin kubiarkan. tapi kuurungkan niat itu dan langsung buka inbox dan kubaca..

An, Nanti malam bisa ketemu khan?

Waduh, pasti karena peristiwa semalam. Hariku sudah buruk tanpa adanya sms dari cewek itu. Lama kupikir dan kupetimbangkan apakah akan kuiyakan permintaan Sari. Dalam suasana hatiku yang sedang tidak bagus, aku sedang malas menanggapi semua omongannya. Tapi kalo tidak kutemui, tingkahnya semakin menjadi. Semakin aku dipojokan dengan berbagai komentar -komentar yang membuat pusing kepala.

Oke… jam berapa? Dimana?

Di Kafe, jam 8 malam. Aku tunggu lho An. Kamu jangan menghindar.

Hm… sekarang masih jam 6, masih ada 2 jam lagi sebelum pertemuan itu. Aku masih bingung menghadapi pertemuan kami jam 8 nanti. Terlalu banyak masalah diantara kami. Kami mempunyai pandangan berbeda yang tak mungkin dapat disatukan.

**

Jam saat ini sudah menunjukan pukul ½ delapan malam. Lokasi kafe yang hanya beberapa menit dari kontrakan membuatku tak terlalu terburu – buru untuk berangkat. Aku sudah menyiapkan mental atas apa yang akan aku hadapi.

Tak butuh waktu lama aku sudah sampai di Kafe tempat Aku dan Sari biasa bertemu. Tempat kami bertemu setahun yang lalu. Tempat kami berdebat, bertengkar, bercanda dan bercengkerama. Kulihat pelataran parkir, Tak kulihat mobil Sari disana.

“ngelihat sari ngga pak sarno?” tanyaku kepada satpam kafe yang menghampiriku

“belum den.. dari tadi saya belum ngeliat. Emang janjian ama non Sari den?” tanya dia balik kepadaku.

“Iya pak, ya udah saya tunggu didalam aja.” Sambungku sambil melangkah menuju kedalam kafe.

Keadaan kafe sedang sepi. Kafe ini biasanya rame kalo hari sabtu dan minggu. Biasanya kalo hari senin seperti malam ini, kafe cuman dipenuhi oleh para pelanggan setia yang suka ngutang kayak aku ini. He… mumpung yang punya temen SMA.

Setelah memesan minum dan sedikit ngobrol dengan bartender, aku menuju ke pojokan tempat kami biasa duduk dan menikmati suasana kafe. Jam sudah menunjukan pukul 8 lebih 5 menit, tapi bayangan Sari belum terlihat juga.

Sambil menunggu dia, aku pun melamunkan peristiwa semalam yang masih membekas dihati. Membuatku susah tidur, bener – bener membuat hariku begitu buruk. Membuatku tak begitu semangat menjalani hari ini. Tak ada cobaan yang lebih berat daripada apa yang telah terjadi tadi malam. Dan mungkin akan bertambah buruk dengan apa yang akan kuhadapi dengan Sari.

Tiba – tiba seorang melompat didepanku.

“tuh… bener khan milan ngga ada apa2nya dengan inter. ama Roma aja kalah, dikandang lagi.” Sebuah suara cewek mengagetkan lamunanku. “Jadi aku boleh menyuruhmu melakukan apapun sepuasku khan?”

Kupandangi sang pemilik suara yang dengan bangganya memakai kaos biru hitam milik klub paling kubenci.

Dan aku Cuma menjawab singkat….

“Sepuasmulah…!”

0 Celoteh Orang: