18 September 2008
Habis nonton highlight UCL antara Celtic vs Allborg. Ada kejadian lucu ketika terjadi pelanggaran pemain bertahan Allborg kepada Samaras. Pemain Bertahan terakhir itu melakukan tackle yang berakibat kartu merah untuknya. Namun yang lucu adalah penerima kartu merah itu orang laen. Mungkin memang permainan yang cepat membuat dia silap. Pemain no 6 (Michael Beauchamp) mendapatkan kartu merah atas pelanggaran yang dibuat oleh pemain no 4 (Martin Pedersen). Mungkin kita yang menonton pasti akan tertawa karena kesalahan wasit tersebut. Namun yang membuatku hormat adalah, walau sang wasit salah Beauchamp tetap keluar dan menerima hukuman kartu merah. Bahkan dalam wawancara dia cuma bilang kecewa tanpa semburan kemarahan. Kecewa karena dikartu merah saat ditonton oleh orang tuanya yang dari Australia.

Mungkin sikap ini perlu dicontoh oleh pemain dan suporter di Indonesia. Umpama kejadian ini terjadi di Indonesia, mungkin si wasit sudah habis dikeroyok orang banyak. Terlebih lagi sang wasit juga menganulir gol celtic yang seharusnya sah. Yah, beda kompetisi beda attitude mungkin.
jelir
17 September 2008
mbahmu…
tidak semua hal bisa disyukuri. dan semua yang ada itu relatif.
Quatation ini aku dapat dari sebuah blog yang sedang rame karena sang penulis blog menulis sebuah hal yang membuat para senior di almamaternya marah. Aku tidak akan membahas isi dari tulisan tersebut, biarkan mereka yang meributkan (ditambah para anonym yang memanaskan suasana tentunya.senyum ). Aku lebih suka komen pemilik blog tersebut yang ku quote tersebut.

Benarkah tidak semua hal bisa disyukuri. Hm... Menurutku tidak, bagiku semua hal patut disyukuri. Baik itu hal yang menyenangkan, sedih, malu - maluin ataupun yang tragis. Bagiku semua hal itu mengingatkanku bahwa banyak hal terjadi diluar kuasa kita. Bahwa semua hal yang kita dapatkan itu mempunyai suatu alasan, yang mungkin tidak selamanya kita mengerti. Seperti sang penulis blog yang mungkin lebih senang masuk ke fakultas filsafat UGM namun terdampar di Institut yang terkenal itu. Mungkin kalo dia tetap masuk filsafat dia hanya akan menjadi seorang filsuf yang banyak di Dunia ini. Namun karena dia tetap masuk Fakultas itu dia malah jadi terkenal karena tulisan2 tajamnya. Hehehe... ini cuman pengandaian yang dibuat - buat oleh saya. Kalau pake contoh saya mungkin banyak, tapi daripada dibilang narsis mending pake orang lain aja.

Seperti kebanyakan orang jawa yang masih bisa bilang beruntung ketika tertimpa kesialan, sayapun juga begitu. Seperti saat kehilangan laptop, saya masih bilang untung kamera saya ngga digondol maling juga. Padahal kamera itu ada di Tas yang sama. Mungkin banyak contoh lain diluar sana. Bagi saya kata2 'untung' itu merupakan konsep dasar dari bersyukur. Walau mungkin cuma kata - kata pembenaran agar sakit hati kita karena musibah yang terjadi.

Jadi bagi saya, kata2 syukur seharusnya muncul ketika kita mendapatkan hal yang baik. Seperti yang ditulis oleh sang penulis bahwa semua yang ada itu relatif. Kita harusnya berterima kasih kepada Sang Khalik, satu2nya hal yang absolut yang telah memberikan kita kehidupan. Yang telah memberikan berbagai macam hal kepada kita, yang telah mewarnai hidup.. senyum