05 November 2011
Sebenarnya ga mau nulis, karena memang sudah banyak tulisan mengenai ini. Baik dari om priyadi maupun artikel lain diinternet. Tapi karena lagi iseng ga ada kerjaan (padahal ngelupain tugas kuliah :p) ijinkan saya menulis sedikit logika cetek saya ini.

Sebenarnya aku yakin (mungkin) seluruh orang indonesia setuju bahwa komodo memang keajaiban dunia dan patut untuk diselamatkan. Namun New7Wonders membuat kontroversi yang ga perlu.  Ga perlunya karena membuat kabur esensi sebenarnya dari penyelamatan komodo sendiri. Seorang temenku ngomong, kontroversi perlu agar orang aware tentang komodo. Sama seperti kontroversi Angklung, reog dan batik ketika diaku aku oleh tetangga sebelah (baca Malaysia). Orang - orang merasa terpanggil rasa nasionalismenya.

Tapi kontroversi buat aku sih cuman nasionalisme seanget tai ayam. Sekarang setelah kontroversi angklun dkk itu reda, esensi pelestariannya ilang lagi. Okay, masih ada orang atau badan yang masih berusaha untuk itu. Tapi usaha mereka akan sia sia kalo orang - orang masih seneng beli batik china, cuman bangga angklung dipelajari oleh orang asing. Yakin ngga berakhir seperti yang sudah sudah kontroversi saat ini. Maklum orang indo mudah lupa, lupa kalo sebenarnya Komodo sudah masuk heritage list UNESCO (Badan yang lebih terjamin), lupa kalo Prambanan dan Borobudur diancam dicabut dari heritage list karena orang indo ngga aware ama pelestariannya, lupa kalo ada hewan hewan asli Indonesia lainnya yang terancam punah juga dan sebagainya.

Temenku juga bilang, khan cuman Rp. 1,- bahkan gratis. Orang lupa kalo mereka disubsidi. Untuk membayar license fee penggunaan voting melalui sms, OSC di Indonesia mencari sponsorship. Bahkan diakui oleh pihak operator kalo mereka menggunakan dana csr mereka. Pikiran bodohku bertanya, coba kalo digunakan untuk konservasi langsung bisa digunakan untuk apa ya?

Ada yang bilang, tapi khan kita bangga Komodo jadi terkenal. Terus? Kita ga dapat apa - apa dari keterkenalan tersebut. Ingat, Komodo bukanlah prambanan, borobudur atau bali yang memang butuh pengunjung. Komodo memerlukan eko system sendiri yang lebih baik tanpa jamahan orang. Apakah kita lupa ama semakin berkurangnya harimau sumtara, badak, gajah sumatra dan lain sebagainya karena gangguan manusia.

Terus apa yang kita dapat dari mereka? Pertambahan pelancong manca negara? Yakin itu? ada  diskusi bahwa wisatawan yang datang ke indo rata - rata adalah para backpacker atau pelancong kelas 2 yang rata rata adalah kelas pekerja dinegara mereka (debatable). Yang lebih mengenal indonesia dari sebuah buku yang berjudul lonely planet atau website wisata terkenal lainnya.

Jangan berharap juga duit, OSC di Indonesia aja ga yakin ama transparansi voting padahal dia aktivis transparansi. Di website mereka pun, tak ada kata - kata tentang pembagian dana. Yang ada hanyalah kalimat bahwa 50% dana yang terkumpul akan digunakan untuk mewujudkan tuju adh yayasan tersebut. Kita malah yang harus bayar uang mahal untuk bayar macam license fee, seperti untuk penggunaan voting sms atau pencantuman logo new7wonders. Belum lagi biaya promo yang harus kita cari sendiri. Kembali ke pertanyaan dibeberapa paragraph diatas tadi, coba kalo digunakan untuk konservasi langsung bisa digunakan untuk apa ya?

Pernah aku diskusi terus salah satu pihak menyamakan ini dengan perhelatan indonesian idol dsb. Memang sama, sama - sama ditipu oleh rasa chauvimismenya. Semua pihak dibuat agar merasa jangan sampai kontestan lain lebih banyak votingnya daripada kita. Kalo bisa ditambah terus. Bahkan dipanduan mereka yang tertulis confidential (tapi kebetulan beredar diwebsite anti new7wonders dikorea) menyarankan seperti itu. Terus kalo Indonesian idol boleh, kenapa yang ini ngga? Balik lagi ke masalah biaya tadi, sms premium yang masuk di Indonesian idol sedikit banyak kita ketahui untuk membiayai acara Indonesian idol. Ke pesertalah, acara puncaknya lah, pelatihan peserta dan lain sebagainya (walaupun dapat dari sponsor juga). Tapi new7wonders tidak seperti itu. Lha wong untuk acara puncaknya aja kita dulu diminta menyediakan uang sendiri (untuk license dan acara yang which is disediakan oleh sana).

Soal bahasan yang lain, tulisan - tulisan yang lain sudah menjelaskan lebih rinci. Takutnya kalo kepanjangan malah melebar ke hal - hal yang tidak berkaitan dengan isu sebenarnya. Maklum gampang ga fokus...:p




note :
Kalo punya duit berlebih dan mau donsai ke Komodo, banyak NGO yang membutuhkan... :)